Senin, 14 Mei 2018

Bab II. Berkompetisi dalam kebaikan


Pentagon: BAB  II 




BERKOMPETISI DALAM KEBAIKAN

KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAN
1.2. Menghayati nilai-nilai kompetitif dan kerjasama dalam kebaikan
1.2.1. Membiasakan menanamkan nilai-nilai kompetitif dan kerjasama dalam kebaikan
2.2. Menunjukkan sikap kompetitif dalam kebaikan sebagai pemahaman atas QS. al-Baqarah [2]:148, QS. al-Faathir [35]: 32, QS. an-Nahl [16]: 97, dan Hadis Riwayat Ibnu Majah dari Jabir bin Abdullah
2.2.1.Mengimplementasikan 2.2. Menunjukkan sikap kompetitif dalam kebaikan sebagai pemahaman atas QS. al-Baqarah [2]:148, QS. al-Faathir [35]: 32, QS. an-Nahl [16]: 97, dan Hadis Riwayat Ibnu Majah dari Jabir bin Abdullah
3.2. Memahami ayat-ayat al-Qur'an dan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan QS. alBaqarah [2]:148, QS. al-Faathir [35]: 32, QS. an-Nahl [16]: 97, dan Hadis Riwayat Ibnu Majah dari Jabir bin Abdullah.
3.2.1. Membaca ayat dan hadist tersebut
3.2.2.Menyebutkan makna mufradat ayat dan hadist tersebut
3.2.3.Menjelaskan kandungan ayat dan hadist tersebut
4.2.Mendemonstrasikan hafalan dan arti per kata ayat al-Qur'an dan Hadis tentang kompetisi dalam kebaikan QS. al-Baqarah [2]:148, QS. al-Faathir [35]: 32, QS. an-Nahl [16]: 97, dan Hadis Riwayat Ibnu Majah dari Jabir bin Abdullah
4.2.1. Menunjukkan perilaku kompetisi dalam kebaikan

Baik dan buruk adalah sifat yang berlawaan dan tidak pernah akan bertemu, membiasakan berbuat baik sekalipun hanya kecil ternyata tidak mudah. Sebaliknya perbuatan yang jauh dari tuntunan dan syar`i ternyata tanpa diajarkan meluncur dengan cepat bagaikan salju yang runtuh dalam waktu sekejab. Berkompetisi dalam berbuat baik harus secara menyeluruh dan mengikut sertakan semua pihak. Sekolah, orangtua, masyarakat, dunia penerbitan dan komunikasi terlebih dunia hiburan yang banyak muncul dilingkungan keluarga melalui media elektronik harus ikut pula menunjang agar setiap manusia terpanggil untuk senantiasa melakukan kebaikan. Berfastabiqul khoirot hendaknya menjadi motivasi dan motto setiap manusia, sehingga dari setiap pribadi manusia akan muncul aktivitas yang bermuara kebaikan dan diharapkan akan tercipta masyarakat yang mempunyai pola hidup berbuat baik.

A.            Surat Al Baqarah ayat 148
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُواْ يَأْتِ بِكُمُ اللّهُ جَمِيعاً إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٤٨﴾
Artinya  : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 )
Arti kata kata :
 وَلِكُلٍّ : Dan bagi tiap tiap umat
 بِكُمُ اللّهُ : Dengan/padamu Allah
 وِجْهَةٌ : Kiblat
 جَمِيعاً : Sekalian /semua
 هُوَ : Ia
 إِنَّ اللّهَ : Sesungguhnya Allah
 مُوَلِّيهَا : Menghadap kepadanya
 عَلَى كُلّ : Atas segala
 فَاسْتَبِقُوا : Maka berlomba lombalah kamu
 شَيْءٍ : Sesuatu
 الْخَيْرَاتِ : Kebaikan
 قَدِيرٌ : Mahakuasa
 أَيْنَ مَا : Dimana saja
 تَكُونُوا : Kamu berada
 يَأْتِ : Mengumpulkan


ISI KANDUNGAN SURAT AL BAQARAH 148
Tiap tiap umat ada kiblatnya masing masing yang dijadikan arah untuk ibadah pada zamanya. Umat Islam menghadapkan wajahnya dalam beribadah menuju ke arah Masjidil Haram yang di dalamnya ada bangunan Kakbah. Umat nabi Ibrahim dan Ismail juga menghadap ke arah Kakbah sedangkan umat Bani Izrail dan umat Nasrani menghadap ke arah Baitul Maqdis. Allah swt memberikan ketentuan bagi setiap umat manusia dalam beribadah kepadaNya dengan menunjukkan rah kiblat yang sudah di tentukan. Manusia yang taat dan patuh terhadap apa yang diperintahkan Allah tentu akan melaksanakan dengan penuh taqwa,  sedangkan orang yang ingkar akan mencari dan membuat arah kiblat sendiri sesuai dengan keinginanya. Allah swt akan dapat menilai dan melihat hamba hambanya yang patuh dan taat, dapat pula melihat hambanya yang melanggar serta meninggalkan perintahnya. Manusia yang senantiasa berbuat baik dan taat pastilah Allah akan membalasanya dengan pahala berupa Syurga, Sedangkan manusia yang lalai dan meninggalkan perintah Allah maka tempatnya adalah di Neraka yang apinya senantiasa menyala nyala.
Hari kiamat sebagi hari pembalasan akan menjadi suatu masa bahwa setiap perbuatan manusia akan diminta pertanggungjawabanya. Perbuatan baik sekecil appun pasti akan mendapat balasanya demikian juga perbuatan buruk atau jahat sekecil apapun juga akan mendapat balasan yang sangat adil dan setimpal. Tak ada satupun manusia di hari kiamat yang akan dapat meloloskan diri dari pengadilan Allah swt. Kehidupan di akhirat hakekatnya adalah kehidupan hakiki dan merupakan kehidupan yang sebenarnya,oleh karena itu kehidupan yang sebentar di dunia ini hendaklah benar benar digunakan dengan sebaik baiknya untuk di isi dengan amal perbuatan yang baik. Kebahagiaan manusia di akhirat sesungguhnya ditentukan oleh kebahagiaan di dunia ini dengan satu syarat senantiasa melakukan dan melaksanakan syariat Allah dengan sebaik baiknya.
Allah swt sudah memberikan gambaran dan peringatan agar manusia berhati hati dalam hidup ini sebagaimana banyak tertuang dalam firman Allah yang berisi agar manusia berbuat baik, karena setiap perbuatan akan kembali kepada manusia itu sendiri. Seperti disebutkan dalam Al quran surat, Al-baqarah ayat; 25,58,83,195, Al-Maidah : 13, Al-An`am : 84, Al-A`raf : 56, Yunus: 26, dan Surat Yunus : 7 Selain firman Allah tersbut masih banyak surat dalam Al quran yang memerintahkan untuk berbuat baik. Maka dengan niat penuh keikhlasan hendaklah kita awali dan perbaharui hidup ini dengan niat untuk senantiasa melakukan amal amal perbuatan yang baik.

Surat Al Fathir : 32
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ ﴿٣٢﴾
Artinya : Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
Arti kata kata
 ثُمَّ :Kemudian
 مُّقْتَصِدٌ :Ada yang pertengahan
 أَوْرَثْنَا :Kami wariskan
 سَابِقٌ :Yang lebih dulu
 الْكِتَابَ :Kitab itu
 بِالْخَيْرَاتِ :Berbuat kebaikan
 الَّذِينَ :Yang
 بِإِذْنِ اللَّهِ engan izin Allah
 اصْطَفَيْنَا :Kami pilih
 ذَلِكَ هُوَ :Yang demikian itu adalah
 مِنْ عِبَادِنَا : Diantara hamba hamba kami
 الْفَضْلُ :Karunia
 فَمِنْهُمْ :Lalu diantara mereka
 الْكَبِيرُ :Yang amat besar
 ظَالِمٌ : Menganiaya
 لِّنَفْسِهِ : Diri mereka sendiri
 وَمِنْهُم : Dan diantara mereka
Isi Kandungan :
Berdasarkan surat dan ayat di atas Ibnu Taimiyyah membagi manusia kedalam tiga derajat kedudukan manusia : Golongan Dholimun Linafsih, ialah golongan yang selalu mendholimi dan menganiaya diri sendiri. Mereka merupakan golongan yang durhaka kepada Allah SWT, dengan meninggalkan perintaNya dan mengerjakan Larangan laranganNya. Golongan Mukhtasid, ialah golongan dari kelompok manusia yang derajatnya berada pada pertengahan, bersifat cermat dan senantiasa berhati hati dengan melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan laranganNya. Golongan Sabiqun Bil Khairat, ialah golongan dari manusia yang senantiasa aktif dalam melakukan kebaikan. Golongan ini memiliki ruhiyyah yangtinggi dengan senantiasa melaksanakan yang wajib dan mengerjakan amalan amalan yang sunat. Hidupnya istiqomah dan menjauhi dari perkara perkara yang syubhat dan ragu ragu dalam kehidupan sehari hari. Allah swt mewariskan kitab ( Al Quran ) kepada hamba hambanya yang terpilih untuk diamalkan dan dikerjakan apa yang diperintahkan dan dilarang dalam kitab tersebut.
Dalam kenyataanya manusia memiliki berbagai ragam bentuk aktifitas untuk menerima dan mewarisi kitab yang telah Allah wariskan. Ada diantara mereka menanggapi kitab Allah dengan sungguh sungguh dan mengerjakanya dengan amal amal perbuatan baik karena mendapatkan ridho dan izin Allah, adapula yang menerima dengan seenaknya tanpa mau mengerjakan apalagi mentaati isi dan ajaran kitab Allah tersebut sehingga apa yang dilakukanya sesungguhnya seperti menganiaya diri sendiri. Karena manusia yang tidak mau beramal baik sesuai dengan kitab Allah sesungguhnya amal perbuatan itu akan kembali pada dirinya sendiri. Dan yang lebih banyak manusia itu ada di pertengahan yang terkadang taat namun dilain waktu manusia itu melanggar.
Kitab Allah ( Al-Quran ) merupakan satu pedoman hidup manusia baik untuk kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan hidup di akhirat. Agar manusia mampu meraih kedua hal tersebut maka manusia dituntut untuk mampu memahami, membaca, dan mengamalkan apa yang terkandung dalam kitab Allah tersebut. Orang Islam mempunyai kewajiban untuk mampu dan dapat membaca Al-quran dengan baik dan benar, memahami arti dan maknanya, serta mengamalkan apa yang ada didalamnya. Sayid Sabiq dalam kitabnya telah membagi akhlak manusia kedalam tiga tingkatan : Nafsu Amarah, ialah nafsu manusia yang tingkatanya paling rendah dan sangat hina karena senantiasa mengutamakan desakan dan bisikan hawa nafsu yang merupakan godaan syaitan. Nafsu Lawwammah, ialah nafsu yang senantiasa menjaga amal manusia untuk berbuat salih dan berhati hati serta instropeksi terhadap kesalahan kesalahan apabila terperosok kedalam kemungkaran. Nafsu Muthmainah, ialah akhlak manusia yang paling tinggi derajatnya karena memiliki ruhani dan jiwa yang tenang, suci, dalam keadaan selalu melakukan kebaikan kebaikan dan beramal shalih.
Allah SWT tidak pernah memerintahkan manusia untuk saling bermusuhan, saling membunuh, atau saling merusak, baik terhadap milik sesama muslim maupun milik orang lain yang bukan muslim. Allah SWT memerintahkan manusia untuk menyembahnya, tidak menyekutukannya dengan sesuatu dengan berlomba-lomba berbuat baik kepada sesama makhluk khususnya manusia, tanap membendakan jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan golongan. Menolong atau meringankan penderitaan orang lain adlah salah satu bentuk perbuatan baik dan termasuk kebajikan.
Surat Al Baqarah Ayat 148 Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al Baqarah : 148)
Isi Kandungan :
Setiap umat mempunyai kiblat. Umat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menghadap ke ka’bah, Bani Israil dan orang-orang Yahudi emnghadap ke Baitul Maqdis, dan Allah telah memerintahkan supaya kaum muslimin menghadap ka’bah dalam shalat. Oleh karena itu, hendaknya kaum muslimin bersatu, bekerja dengan giat, beramal, bertobat dan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan dan tidak menjadi fitnah atau cemooh dari orang-orang yang ingkar sebagai penghambat.. Allah akan menghimpun seluruh manusia untuk dihitung dan diberi balasan atas segala mala perbuatannya. Allah maha kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang dapat melemahkannya untuk mengumpulkan seluruh manusia pada hari pembalasan. Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan berarti menaati dan patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya dengan semangat yang tinggi. Allah akan membalas orang yang beriman, berbuat baik dan suka menolong dengan surga dan berada didalamnya kekal selama-lamanya.
Surat Fatir Ayat 32 Artinya: “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” (QS Fatir : 32)
Isi Kandungan Surat ini adalah surat ke 35 dalam Al Qur’an yang berisikan 45 ayat. Tergolong surat makiyah maka isi ayat ini lebih kepada menerangkan tentang tingkatan-tingkatan seorang muslim dalam mengamalkan kitab (Al Qur’an). Di ayat ini disebutkan tiga golongan yang menerima kitab. Mereka yang menzalimi diri sendiri, yaitu mereka yang tidak menggunkan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Tandanya, mereka selalu berbuat kesalahan dan kejahatan. Antara kebaikan dan kejahatan lebih banyak kejahatannya. Mereka yang bersifat pertengahan (muqtasid). Orang yang semacam ini kebaikan dan keburukannya kadang seimbang. Kadang mereka banyak berbuat baik, tetapi banyak pula berbuat salah. Mereka yang beruntung, yaitu mereka yang dengan izin Allah berbuat kebaikan. Hidupnya senantiasa dihiasi oleh amal shaleh. Nilai amal shaeh sangat erat kaitannya dengan iman. Amal yang tidak idasari dengan iman (bukan karena Allah) tidak dapat memberikan pahala kpada kita walaupun sebesar langit dan bumi sehingga amalan yang ita lakukan tidak akan mendapat nilai di sisi Allah. Al Qur’an dalam hal ini antara lin menyatakan sebagai berikut. orang yang mati dalam kekafiran (tidak bertobat) tidak akan diterima amalannya orang-orang yang musyrik akan dihapus amalannya amal perbuatan orang kafir akan sia-sia orang kafir akan ditimpakan siksa di dunia dan di akhirat orang kafir dan musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka orang yang tidak beriman kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan di dunia saja.













Soal Evaluasi
Berilah tanda silang (x) pada huruf A, B, C, D, atau E di depan jawaban yang paling benar!
1. Yang dimaksud dengan sābiqun bil-khairāt adalah ....
A. orang yang dermawan
B. orang yang baik hati
C. orang yang lebih banyak kebaikannya
D. orang yang sejahtera
E. orang banyak yang baik
2. Arti kata استبقوا ا adalah ….
A. berlomba-lombalah
B. berduyun-duyunlah
C. bersenang senanglah
D. berjayalah
E. berlindunglah
3.  Lafal yang bergaris bawah pada bagian ayat tersebut terjemahnya …. ولكل وجهة هو موليها
A. panduan
B. kiblat
C. teladan
D. pedoman
E. pelajaran
4. Salah satu syarat suatu perbuatan dapat diterima di sisi Allah menurut QS. an-Naḥl ayat 97 adalah ….
A. dilandasi keimanan
B. ikhlas
C. bila dikerjakan secara maksimal
D. tidak riya’
E. tidak ada unsur kesombongan
5.   حياة طيبة menurut ‘Abdullāh  bin Abbas adalah ….
A. hidup sejahtera dengan rezeki yang halal dan baik
B. kesenangan hidup yang dilandasi rasa ikhlas dan qonā‘ah
C. kesenangan yang hanya dinikmati ketika didunia
D. kehidupan yang sejahtera dan bahagia dengan tercukupi semua kebutuhannya
E. hidup bahagia dengan rezeki yang diperolehnya dengan hasil yang usahanya sendiri.  
6. Kata اجر  artinya adalah…
A. اجور
B. اجير
C. اجورت
D. يجري
E. اجرأة
7. Lafadz    ولنجزينهم  adalah penegasan Allah yang berarti...
A. dan sungguh akan mendapatkan kehidupan bagi mereka
B. dan sesungguhnya Kami beri kesenangan untuk  mereka
C. dan sungguh akan mendapatkan balasan dari apa yang mereka kerjakan.
D. dan akan Kami beri blasan kepada mereka
E. dan balasan Allah subḥānahū wa taʻālā akan diberikan kepadanya.
8. Ungkapan حياة طيبة  menurut ‘Alı̄ bin Abı̄  Ṭalı̄b adalah...
A. kehidupan yang sejahtera di dunia dan di akhirat
B. kesejahteraan hidup akan dapat diperolehnya ketika hidup di dunia
C. kehidupan yang disertai qanā’ah
D. kesejahteraan hidup di dunia saja
E. semua kebutuhan hidupnya akan tercukupi.
9وكثرة الصدقة فى السر والعلانبة       Kata yang bergaris bawah artinya
A. dalam keadaan rahasia dan tersembunyi
B. dalam keadaan rahasia dan terang-terangan
C. dalam keadaan terang-terangan dan jelas
D. dalam keadaan rahasia dan terpercaya
E. dalam keadaan terang-terangan dan dilihat orang
10.   وتنصرو وتجبروا  Orang yang bersedekah akan memperoleh banyak hikmah. Di antaranya seperti disebut dengan istilah di atas. Kedua istilah tersebut mengandung arti .....
A. dimudahkan rezeki dan diberi pertolongan
B. dimaakan kesalahanmu dan dihormati
C. diperbaiki keadaanmu dan dimudahkan rezekimu
D. dilapangkan usahamu dan diberi pertolongan
E. diberi pertologan






1 komentar:

Halaman