
HIDUP
MENJADI LEBIH MUDAH DENGAN ILMU PENGETAHUAN
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR PENCAPAIAN
|
1.5. Menghayati nilai-nilai keilmuan
|
1.5.1. Membiasakan diri menanamkan nilai-nilai
keilmuan
|
2.5.Menunjukkan sikap
semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya
kepada sesama sebagai implementasi dari
pemahaman Surah At-
Taubah (9): 122, Surah
Al-Mujadalah: 11 dan hadis riwayat Ibnu Majah dari Anas bin Malik dan
hadis
riwayat Al-Bukhari
dari Abdullah bin Amr
|
2.5.1.Mengimplementasikan sikap semangat menuntut ilmu
dan menyampaikannya
kepada sesama sebagai implementasi dari
pemahaman Surah At-
Taubah (9): 122, Surah
Al-Mujadalah: 11 dan hadis riwayat Ibnu Majah dari Anas bin Malik dan
hadis
riwayat Al-Bukhari
dari Abdullah bin Amr
|
3.5. Memahami ayat-ayat
Al-Qur’an dan hadis tentang kewajiban menuntut ilmu dan
menyampaikannya kepada sesama pada Surah At-Taubah (9):
122, Surah Al-Mujadalah: 11
dan
hadis
riwayat Ibnu Majah dari Anas bin Malik dan
hadis
riwayat Bukhari
dari Abdullah bin Amr
|
3.5.1. Mengingat ayat-ayat Al-Qur’an
dan hadis tentang kewajiban menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama
3.5.2. Menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis tentang kewajiban menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama
3.5.3. Menjelaskan
ayat-ayat Al-Qur’an
dan hadis tentang kewajiban menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama
|
4.5. Menghafalkan arti per kata ayat-ayat
Al-Qur’an tentang semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya pada sesama Surah At-Taubah (9):
122, Surah Al-Mujadalah: 11
dan
hadis
riwayat Ibnu Majah dari Anas bin Malik dan
hadis
riwayat Bukhari
dari Abdullah bin Amr
|
4.5.1. Mengingat arti per kata
ayat-ayat Al-Qur’an tentang semangat menuntut
ilmu dan menyampaikannya pada sesama
4.5.2. Mengulang arti per kata
ayat-ayat Al-Qur’an tentang semangat menuntut
ilmu dan menyampaikannya pada sesama
4.5.3.Mengenali arti per kata ayat-ayat Al-Qur’an tentang semangat
menuntut ilmu dan menyampaikannya pada sesame
|
Tahukah kamu, siapakah yang punya ilmu itu?
Allah Swt.
yang memiliki ilmu. Allah disebut al-‘Alim artinya Maha
Mengetahui (Maha Berilmu). Ilmu Allah Swt. sangat luas tanpa batas. Ada yang
diberikan kepada kita sudah tertulis dan ada yang tidak tertulis. Yang tertulis
adalahkitabullah dan yang tidak tertulis adalah alam semesta serta
isinya yang disebut sebagai ayat-ayat kauniyyah.Selain belajar
tentang alam semesta, kita juga wajib mempelajari ilmu Allah Swt. yang
tertulis, yaitu al-Qur’an.
Al-Qur’an dapat
dipelajari dengan cara membiasakan membaca tartil,
mempelajari artinya, dan memahami kandungannya. Mari membaca al-Qur’an dengan
tartil ayat-ayat berikut ini:
1.
Membaca Q.S. ar-Rahman/55:
33
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ
وَالإنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ (٣٣)
2.
Membaca Q.S.
al-Mujadalah/58: 11
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ
اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ
آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (١١)
Mengartikan Q.S. Ar-Rahman/55: 33
Arti mufradat (kosakata/kalimat)
يَا مَعْشَرَ =
wahai golongan
الْجِنِّ
وَالإنْسِ =
jin dan manusia
إِنِ
اسْتَطَعْتُمْ =
jika kalian sanggup
أَنْ
تَنْفُذُوا =
untuk menembus
مِنْ أَقْطَارِ =
dari sebagian penjuru
السَّمَاوَاتِ
وَالأرْضِ = langit dan
bumi
فَانْفُذُوا =
maka tembuslah
لَا
تَنْفُذُونَ =
kalian tidak akan menembusnya
إِلا بِسُلْطَانٍ =
kecuali dengan kekuasaan Allah Swt.
Terjemahan ayat:
“Wahai
golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit
dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan
kekuatan (dari Allah)”. (Q.S. ar-Rahm±n/55: 33)
Mengartikan Q.S.
Al-Muj±dalah/58: 11
Arti mufradat (kosa
kata/kalimat)
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ =
wahai orangorang yang
آمَنُوا =
mereka beriman
إِذَا قِيلَ
لَكُمْ =
apabila dikatakan kepada kalian
تَفَسَّحُوا =
berlapang-lapanglah kalian
فِي
الْمَجَالِسِ =
di dalam majlis
فَافْسَحُوا =
maka berlapang-lapanglah
يَفْسَحِ
اللَّهُ =
niscaya Allah akan memberi kelapangan
لَكُمْ =
untukmu
وَإِذَا قِيلَ =
apabila dikatakan
انْشُزُوا =
berdirilah kalian
فَانْشُزُوا =
maka berdirilah
يَرْفَعِ
اللَّهُ =
Allah Swt. Mengangkat
الَّذِينَ
آمَنُوا =
orang-orang yang beriman
مِنْكُمْ =
di antara kalian
وَالَّذِينَ =
dan orang-orang
أُوتُوا
الْعِلْمَ =
diberi ilmu
دَرَجَاتٍ =
beberapa derajat
وَاللَّهُ =
Dan Allah
بِمَا
تَعْمَلُونَ =
dengan apa yang kamu kerjakan
خَبِيرٌ =
Allah Swt. Mahateliti
Terjemahan ayat:
“Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di
dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,”Berdirilah kamu,” maka berdirilah,
niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa
yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Muj±dalah/58: 11)
Mari Memahami al-Qur’an
Kandungan Q.S. ar-Rahman/55:
33 serta Hadis Terkait
Isi
kandungan Q.S. ar-Rahman/55:33 sangat cocok untuk
kalian pelajari karena ayat ini menjelaskan pentingnya ilmu
pengetahuan bagi kehidupan umat manusia. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat
mengetahui benda-benda langit. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat
menjelajahi angkasa raya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia mampu menembus
sekat-sekat yang selama ini belum terkuak. Hebat, bukan?
Manusia diberi
potensi oleh Allah Swt. berupa akal. Akal ini harus terus diasah, diberdayakan
dengan cara belajar dan berkarya. Dengan belajar, manusia bisa mendapatkan ilmu
dan wawasan yang baru. Dengan ilmu, manusia dapat berkarya untuk kehidupan yang
lebih baik.
Nabi Muhammad
saw. bersabda:
عَنْ اَنَسِ
ابْنِ مَالِكِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلٰى كُلِّ مُسْلِمٍ ( رواه ابن ماجه )
“Dari Anas ibn Malik r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap orang Islam”. (H.R. Ibn Majah)
Tentang pentingnya menuntut ilmu, Imam Syafi‘³ dalam kitabnya juga menegaskan:
مَنْ اَرَادَ
الدُّنْيَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ فَعَلَيْهِ
بِلْعِلْمِ
“Barang siapa
yang menghendaki dunia, maka harus dengan ilmu. Barang siapa yang menghendaki
akhirat maka harus dengan ilmu.”
Nasihat Imam
Syafi‘i tersebut mengisyaratkan bahwa kemudahan dan kesuksesan hidup baik di
dunia maupun di akhirat dapat dicapai oleh manusia melalui ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan tidak akan mudah diperoleh, kecuali dengan beberapa cara dan
strategi yang harus dilalui. Dalam hal ini Imam Syafi‘i dalam kitab Diwan
menegaskan:
اَخِيْ لَنْ
تَنَالَ الْعِلْمً اِلَّا بِسِتَّةٍ سَاُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ
ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَبُلْغَةٌ وَصُحْبَةٌ اُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ
“Saudaraku,engkau
tidak akan mendapatkan ilmu kecuali setelah memenuhi enam syarat,
yaitu: kecerdasan, kemauan yang kuat, kesungguhan, perbekalan yang cukup, dan
kedekatan dengan guru dalam waktu yang lama.”
Ungkapan Imam
Syشfi‘ه di
atas penting diketahui oleh orang-orang yang sedang asyik menuntut ilmu. Cara
ini perlu dilakukan agar berhasil. Perlu adanya semangat juang, harus dekat,
akrab, dan hormat kepada guru agar ilmunya berkah. Mencari ilmu juga perlu
waktu yang lama.
Kandungan Q.S. al-Mujadalah/58:11 serta Hadis Terkait
Menjelaskan keutamaan
orang- Orang beriman dan berilmu pengetahuan. Kalau Q.S.
ar-Rahman/55:33 menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan, maka ayat ini
menegaskan bahwa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat
derajatnya oleh Allah Swt.
Mengapa orang
yang beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya? Sudah tentu,
orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang
lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang
terjadi dalam kehidupan ini. Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan
berilmu lebih tinggi dibanding orang yang tidak berilmu.
Ayat ini juga
menjelaskan tentang belapang-lapanglah kalian ketika berada di dalam majlis
(tempat mencari ilmu). Yakni apabila kita berada di tempat menuntut ilmu, baik
itu di kelas, masjid, majlis taklim dan lain sebagainya, kita harus memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk sama-sama mendapatkan tempat duduk yang
layak.
Akan tetapi
perlu diingat bahwa orang yang beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan lemah.
Oleh karena itu, keimanan seseorang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan
tidak akan kuat. Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu, tetapi tidak
beriman, ia akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk
kebaikan sesama.
Perilaku Orang yang Cinta Ilmu Pengetahuan
Sebelum kalian
menerapkan perilaku senang menuntut ilmu sebagai implementasiQ.S.
ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadalah/58:11, terlebih
dahulu kalian harus membiasakan membaca al-Qur’an setiap hari,
baik yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan maupun yang lainya. Sikap dan perilaku terpuji yang dapat diterapkan
sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. ar-Rahman/55:33 dalam
kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
1.
Senang membaca buku-buku
pengetahuan sebagai bukti cinta ilmu pengetahuan.
2.
Selalu ingin mencari tahu
tentang alam semesta, baik di langit maupun di bumi, dengan terus menelaahnya.
3.
Meyakini bahwa alam semesta
ini diciptakan oleh Allah Swt. untuk manusia. Oleh karena itu, manusia harus
merasa haus untuk terus menggali ilmu pengetahuan.
4.
Rendah hati atas kesuksesan
yang diraihya dan tidak merasa rendah diri dan malu terhadap kegagalan yang
dialaminya.
Sikap dan
perilaku yang dapat diterapkan sebagai penghayatan dan pengamalanQ.S.
al-Mujadalah/58:11 dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
1.
Memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi dan berusaha untuk mendapatkan pengetahuan tersebut.
2.
Bersikap sopan saat belajar
dan selalu menghargai dan menghormati guru.
3.
Senang mendatangi guru untuk
meminta penjelasan tentang ilmu pengetahuan.
4.
Selalu menyeimbangkan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya dengan keyakinan terhadap kekuasaan Allah Swt.
Setelah kamu
dapat membaca dan memahmi isi kandungan Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S.
al-Mujadalah/58:11 dengan lancar, kamu harus bisa menunjukkan
hafalan Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S.
al-Mujadalah/58:11 dengan baik dan benar.
Bacalah kisah menarik berikut !
“Ibnu Hajar (Si Anak Batu)”
Ada seorang ulama bernama
Ibnu Hajar al-‘Asqalani. Pada mulanya, ia adalah seorang santri yang bodoh.
Meskipun sudah lama belajar, dia belum juga paham. Akhirnya, Ibnu Hajar
memutuskan untuk pulang. Dia pun mohon diri kepada kyainya
supaya diperbolehkan pulang. Dengan berat hati sang kyai
membolehkan Ibnu Hajar pulang, tetapi sambil berpesan agar Ibnu Hajar tidak
berhenti belajar.
Akhirnya Ibnu Hajar pulang ke rumah. Di tengah perjalanan,
hujan turun dengan lebat. Dia terpaksa berteduh dalam sebuah gua. Pada saat di
gua, dia mendengar suara gemericik air, lalu dia mendatangi sumber suara
tersebut. Ternyata, itu suara gemericik air yang menetes pada sebongkah batu
yang sangat besar. Batu besar itu berlubang karena telah bertahun-tahun terkena
tetesan air. Melihat batu yang berlubang tersebut, akhirnya Ibnu Hajar
merenung. Dia berpikir, batu yang besar dan keras ini lama-lama berlubang hanya
karena tetesan air. Kenapa aku kalah dengan batu? Padahal akal dan pikiranku
tidak sekeras batu, itu artinya aku kurang lama dan tekun belajar
Setelah berpikir, akhirnya
Ibnu Hajar kembali lagi ke pondok untuk menemui sang kyai. Ia pun belajar lagi
dengan penuh semangat. Usaha tersebut tidak sia-sia. Dia berhasil menjadi orang
alim, bahkan dapat mengarang beberapa kitab. Dari asal mula cerita batu di
dalam gua, inilah kemudian beliau diberi sebutan Ibnu Hajar (Anak Batu).
(Sumber: 60 Biografi Ulama Salaf, Syaikh Ahmad Farid)
Rangkuman
1.
Kandungan Q.S.
al-Rahman/55:33 meliputi:
Ø manusia dan
jin tidak akan mampu menembus penjuru langit dan bumi untuk mengetahui isinya
kecuali atas kekuatan dari Allah Swt.;
Ø kekuatan dari Allah
Swt. itu berupa akal yang harus dikembangkan dengan cara belajar;
Ø belajar itu
wajib agar kita dapat menguasai dunia untuk kebaikan umat.
2.
Kandungan Q.S.
al-Mujadalah/58:11 meliputi:
Ø perintah untuk
menuntut ilmu setinggi mungkin;
Ø perintah untuk
selalu beriman kepada Allah Swt.
Ø perintah untuk
memuliakan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.
3.
Rasululah saw. menjelaskan
bahwa, “menuntut ilmu itu kewajiban bagi setiap seorang Islam”. Etika dalam
mencari ilmu antara lain:
Ø mencintai ilmu
yang sedang dipelajari;
Ø menghormati
orang yang memberikan ilmu (guru);
Ø tidak memotong
pembicaran saat guru sedang menjelaskan;
Ø mendengarkan
penjelasan guru dengan serius.
Ø Syarat
menuntut ilmu menurut Imam Syafi‘i adalah, kecerdasan, sungguh-sungguh, sabar,
biaya, petunjuk guru, dan waktu yang lama.
Ø Menuntut ilmu
itu hukumnya wajib (fardu‘ain) bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun
perempuan.
Soal Evaluasi
Berilah tanda silang (x) pada
huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang paling benar!
1. Kata yang bergaris bawah
pada ayat berikut memiliki arti ….ً وما كان المؤمنون
لينفرو كافة
A. tidak sepatutnya
B. semuanya
C. pergi
D. memperdalam
E. kelompok
2. Berdasarkan QS. at-Taubah
ayat 122 tersebut, perintah untuk berjihad dalam artian berperang pada saat itu
hukumnya ….
A. farḍu ‘ain
B. farḍu kifāyah
C. sunnah
D. wājib
E. harām
3. Ketika Rasul sendiri
keluar dan mengarahkan kaum Mu’min menuju medan perang, hukum perang menjadi ….
A. wājib
B. farḍu kifāyah
C. sunnah
D. makrūh
E. harām
4. Tafsiran kata ليتفقهوا menurut Mujāhid dan Qatādah adalah ….
A. ditujukan kepada kaum muslimin
yang berjihad
B. ditujukan bagi mereka yang
tinggal di Mekah
C. ditujukan bagi mereka yang
tinggal di Madinah dan ikut berjihad di jalan Allah
D. ditujukan kepada
orang-orang yang menemani Nabi Muhammad saw
E. hendaknya mereka yang
tidak ikut berjihad lebih mendalami ilmu-ilmu agama
5. Menurut al-Qurtubı̄ menuntut ilmu hukumnya adalah ….
A. wājib‘ain
B. farḍu kifāyah
C. sunnnah
D. wājib dan farḍu kifāyah
E. jāiz
6. Kata المجالس dalam QS. al-Mujādalah
[58]: 11 pada dasarnya diartikan ….
A. tempat duduk
B. tempat berdiri
C. tempat berbaring
D. tempat yang sempit
E. tempat yang lapang
7. Allah subḥānahū wa
taʻālā mengangkat derajat orang yang
beriman dan berilmu jika ….
A. ilmunya tinggi
B. ilmunya untuk diri sendiri
C. ilmunya banyak
D. ilmunya dimanfaatkan untuk
kemaslahatan umat
E. ilmunya disebarkan kepada
yang lain
8. QS. al-Mujādalah [58]: 11 salah satu kandungannya adalah
mengajarkan kepada kita keselarasan dan
keseimbangan antara ….
A. lahir dan batin
B. dunia dan akhirat
C. iman dan ilmu
D. ilmu dan amal
E. iman dan Islam
9. Jika seorang muslim hendak
melaksanakan ibadah atau mu‘amalah yang ia harus mengetahui bagaimana cara
melakukannya, menuntut ilmu dalam hal ini hukumnya ….
A. sunnah
B. farḍu ‘ain
C. farḍu kifāyah
D. harām
E. jāiz
10. Makna farḍu kifāyah adalah ….
A. harus dikerjakan oleh
setiap orang
B. lebih baik dikerjakan oleh
setiap orang
C. hendaknya ditinggalkan
oleh setiap orang
D. jika dikerjakan oleh
seseorang atau sebagian yang lain menjadi sunah
E. boleh dikerjakan dan boleh
ditinggalkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar