
BERKOMPETISI
DALAM KEBAIKAN
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR PENCAPAIAN
|
1.2. Menghayati
nilai-nilai kompetitif dan kerjasama dalam kebaikan
|
1.2.1. Membiasakan menanamkan nilai-nilai kompetitif
dan kerjasama dalam kebaikan
|
2.2. Menunjukkan sikap kompetitif dalam kebaikan sebagai pemahaman atas QS.
al-Baqarah [2]:148, QS. al-Faathir [35]: 32, QS. an-Nahl [16]: 97, dan Hadis Riwayat Ibnu Majah dari Jabir bin
Abdullah
|
2.2.1.Mengimplementasikan 2.2. Menunjukkan sikap kompetitif dalam kebaikan sebagai pemahaman atas QS.
al-Baqarah [2]:148, QS. al-Faathir [35]: 32, QS. an-Nahl [16]: 97, dan Hadis Riwayat Ibnu Majah dari Jabir bin
Abdullah
|
3.2. Memahami
ayat-ayat al-Qur'an dan hadis tentang kompetisi dalam kebaikan QS. alBaqarah
[2]:148, QS. al-Faathir
[35]: 32, QS. an-Nahl [16]: 97, dan Hadis
Riwayat Ibnu
Majah dari Jabir bin Abdullah.
|
3.2.1. Membaca ayat dan
hadist tersebut
3.2.2.Menyebutkan makna mufradat ayat dan hadist tersebut
3.2.3.Menjelaskan kandungan ayat dan hadist tersebut
|
4.2.Mendemonstrasikan
hafalan dan arti per kata ayat al-Qur'an dan Hadis tentang kompetisi dalam
kebaikan QS. al-Baqarah
[2]:148, QS. al-Faathir
[35]: 32, QS. an-Nahl [16]: 97, dan Hadis Riwayat Ibnu Majah dari Jabir bin
Abdullah
|
4.2.1. Menunjukkan
perilaku kompetisi dalam kebaikan
|
Baik dan buruk adalah sifat yang berlawaan dan
tidak pernah akan bertemu, membiasakan berbuat baik sekalipun hanya kecil
ternyata tidak mudah. Sebaliknya perbuatan yang jauh dari tuntunan dan syar`i
ternyata tanpa diajarkan meluncur dengan cepat bagaikan salju yang runtuh dalam
waktu sekejab. Berkompetisi dalam berbuat baik harus secara menyeluruh dan
mengikut sertakan semua pihak. Sekolah, orangtua, masyarakat, dunia penerbitan
dan komunikasi terlebih dunia hiburan yang banyak muncul dilingkungan keluarga melalui
media elektronik harus ikut pula menunjang agar setiap manusia terpanggil untuk
senantiasa melakukan kebaikan. Berfastabiqul khoirot hendaknya menjadi motivasi
dan motto setiap manusia, sehingga dari setiap pribadi manusia akan muncul
aktivitas yang bermuara kebaikan dan diharapkan akan tercipta masyarakat yang
mempunyai pola hidup berbuat baik.
A.
Surat Al Baqarah ayat 148
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُواْ
الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُواْ يَأْتِ بِكُمُ اللّهُ جَمِيعاً إِنَّ اللّهَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٤٨﴾
Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada
kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu
(dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan
mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 )
Arti kata kata :
وَلِكُلٍّ : Dan bagi tiap tiap umat
بِكُمُ اللّهُ : Dengan/padamu Allah
وِجْهَةٌ : Kiblat
جَمِيعاً : Sekalian /semua
هُوَ : Ia
إِنَّ اللّهَ : Sesungguhnya Allah
مُوَلِّيهَا : Menghadap kepadanya
عَلَى كُلّ : Atas segala
فَاسْتَبِقُوا : Maka berlomba lombalah kamu
شَيْءٍ : Sesuatu
الْخَيْرَاتِ : Kebaikan
قَدِيرٌ : Mahakuasa
أَيْنَ مَا : Dimana saja
تَكُونُوا : Kamu berada
يَأْتِ : Mengumpulkan
ISI KANDUNGAN SURAT AL BAQARAH 148
Tiap tiap umat ada kiblatnya masing masing yang
dijadikan arah untuk ibadah pada zamanya. Umat Islam menghadapkan wajahnya
dalam beribadah menuju ke arah Masjidil Haram yang di dalamnya ada bangunan
Kakbah. Umat nabi Ibrahim dan Ismail juga menghadap ke arah Kakbah sedangkan
umat Bani Izrail dan umat Nasrani menghadap ke arah Baitul Maqdis. Allah swt
memberikan ketentuan bagi setiap umat manusia dalam beribadah kepadaNya dengan
menunjukkan rah kiblat yang sudah di tentukan. Manusia yang taat dan patuh terhadap
apa yang diperintahkan Allah tentu akan melaksanakan dengan penuh taqwa,
sedangkan orang yang ingkar akan mencari dan membuat arah kiblat sendiri sesuai
dengan keinginanya. Allah swt akan dapat menilai dan melihat hamba hambanya
yang patuh dan taat, dapat pula melihat hambanya yang melanggar serta
meninggalkan perintahnya. Manusia yang senantiasa berbuat baik dan taat
pastilah Allah akan membalasanya dengan pahala berupa Syurga, Sedangkan manusia
yang lalai dan meninggalkan perintah Allah maka tempatnya adalah di Neraka yang
apinya senantiasa menyala nyala.
Hari kiamat sebagi hari pembalasan akan menjadi
suatu masa bahwa setiap perbuatan manusia akan diminta pertanggungjawabanya.
Perbuatan baik sekecil appun pasti akan mendapat balasanya demikian juga perbuatan
buruk atau jahat sekecil apapun juga akan mendapat balasan yang sangat adil dan
setimpal. Tak ada satupun manusia di hari kiamat yang akan dapat meloloskan
diri dari pengadilan Allah swt. Kehidupan di akhirat hakekatnya adalah
kehidupan hakiki dan merupakan kehidupan yang sebenarnya,oleh karena itu
kehidupan yang sebentar di dunia ini hendaklah benar benar digunakan dengan
sebaik baiknya untuk di isi dengan amal perbuatan yang baik. Kebahagiaan
manusia di akhirat sesungguhnya ditentukan oleh kebahagiaan di dunia ini dengan
satu syarat senantiasa melakukan dan melaksanakan syariat Allah dengan sebaik
baiknya.
Allah swt sudah memberikan gambaran dan
peringatan agar manusia berhati hati dalam hidup ini sebagaimana banyak
tertuang dalam firman Allah yang berisi agar manusia berbuat baik, karena
setiap perbuatan akan kembali kepada manusia itu sendiri. Seperti disebutkan
dalam Al quran surat, Al-baqarah ayat; 25,58,83,195, Al-Maidah : 13, Al-An`am :
84, Al-A`raf : 56, Yunus: 26, dan Surat Yunus : 7 Selain firman Allah tersbut
masih banyak surat dalam Al quran yang memerintahkan untuk berbuat baik. Maka
dengan niat penuh keikhlasan hendaklah kita awali dan perbaharui hidup ini
dengan niat untuk senantiasa melakukan amal amal perbuatan yang baik.
Surat Al Fathir : 32
ثُمَّ
أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ
ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ
بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ ﴿٣٢﴾
Artinya : Kemudian Kitab itu Kami wariskan
kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara
mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan
dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
Arti kata kata
ثُمَّ :Kemudian
مُّقْتَصِدٌ :Ada yang pertengahan
أَوْرَثْنَا :Kami wariskan
سَابِقٌ :Yang lebih dulu
الْكِتَابَ :Kitab itu
بِالْخَيْرَاتِ :Berbuat kebaikan
الَّذِينَ :Yang
بِإِذْنِ اللَّهِ engan izin Allah
اصْطَفَيْنَا :Kami pilih
ذَلِكَ هُوَ :Yang demikian itu adalah
مِنْ عِبَادِنَا : Diantara hamba hamba kami
الْفَضْلُ :Karunia
فَمِنْهُمْ :Lalu diantara mereka
الْكَبِيرُ :Yang amat besar
ظَالِمٌ : Menganiaya
لِّنَفْسِهِ : Diri mereka sendiri
وَمِنْهُم : Dan diantara mereka
Isi Kandungan :
Berdasarkan surat dan ayat di atas Ibnu
Taimiyyah membagi manusia kedalam tiga derajat kedudukan manusia : Golongan
Dholimun Linafsih, ialah golongan yang selalu mendholimi dan menganiaya diri
sendiri. Mereka merupakan golongan yang durhaka kepada Allah SWT, dengan
meninggalkan perintaNya dan mengerjakan Larangan laranganNya. Golongan
Mukhtasid, ialah golongan dari kelompok manusia yang derajatnya berada pada
pertengahan, bersifat cermat dan senantiasa berhati hati dengan melaksanakan
kewajiban dan menjauhi larangan laranganNya. Golongan Sabiqun Bil Khairat,
ialah golongan dari manusia yang senantiasa aktif dalam melakukan kebaikan.
Golongan ini memiliki ruhiyyah yangtinggi dengan senantiasa melaksanakan yang
wajib dan mengerjakan amalan amalan yang sunat. Hidupnya istiqomah dan menjauhi
dari perkara perkara yang syubhat dan ragu ragu dalam kehidupan sehari hari.
Allah swt mewariskan kitab ( Al Quran ) kepada hamba hambanya yang terpilih
untuk diamalkan dan dikerjakan apa yang diperintahkan dan dilarang dalam kitab
tersebut.
Dalam kenyataanya manusia memiliki berbagai
ragam bentuk aktifitas untuk menerima dan mewarisi kitab yang telah Allah
wariskan. Ada diantara mereka menanggapi kitab Allah dengan sungguh sungguh dan
mengerjakanya dengan amal amal perbuatan baik karena mendapatkan ridho dan izin
Allah, adapula yang menerima dengan seenaknya tanpa mau mengerjakan apalagi
mentaati isi dan ajaran kitab Allah tersebut sehingga apa yang dilakukanya
sesungguhnya seperti menganiaya diri sendiri. Karena manusia yang tidak mau
beramal baik sesuai dengan kitab Allah sesungguhnya amal perbuatan itu akan
kembali pada dirinya sendiri. Dan yang lebih banyak manusia itu ada di
pertengahan yang terkadang taat namun dilain waktu manusia itu melanggar.
Kitab Allah ( Al-Quran ) merupakan satu pedoman
hidup manusia baik untuk kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan hidup di
akhirat. Agar manusia mampu meraih kedua hal tersebut maka manusia dituntut
untuk mampu memahami, membaca, dan mengamalkan apa yang terkandung dalam kitab
Allah tersebut. Orang Islam mempunyai kewajiban untuk mampu dan dapat membaca
Al-quran dengan baik dan benar, memahami arti dan maknanya, serta mengamalkan
apa yang ada didalamnya. Sayid Sabiq dalam kitabnya telah membagi akhlak manusia
kedalam tiga tingkatan : Nafsu Amarah, ialah nafsu manusia yang tingkatanya
paling rendah dan sangat hina karena senantiasa mengutamakan desakan dan
bisikan hawa nafsu yang merupakan godaan syaitan. Nafsu Lawwammah, ialah nafsu
yang senantiasa menjaga amal manusia untuk berbuat salih dan berhati hati serta
instropeksi terhadap kesalahan kesalahan apabila terperosok kedalam
kemungkaran. Nafsu Muthmainah, ialah akhlak manusia yang paling tinggi
derajatnya karena memiliki ruhani dan jiwa yang tenang, suci, dalam keadaan
selalu melakukan kebaikan kebaikan dan beramal shalih.
Allah SWT tidak pernah memerintahkan manusia
untuk saling bermusuhan, saling membunuh, atau saling merusak, baik terhadap
milik sesama muslim maupun milik orang lain yang bukan muslim. Allah SWT
memerintahkan manusia untuk menyembahnya, tidak menyekutukannya dengan sesuatu
dengan berlomba-lomba berbuat baik kepada sesama makhluk khususnya manusia,
tanap membendakan jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan golongan. Menolong
atau meringankan penderitaan orang lain adlah salah satu bentuk perbuatan baik
dan termasuk kebajikan.
Surat Al Baqarah Ayat 148 Artinya: “Dan bagi
tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al Baqarah : 148)
Isi Kandungan :
Setiap umat mempunyai kiblat. Umat Nabi Ibrahim
dan Nabi Ismail menghadap ke ka’bah, Bani Israil dan orang-orang Yahudi
emnghadap ke Baitul Maqdis, dan Allah telah memerintahkan supaya kaum muslimin
menghadap ka’bah dalam shalat. Oleh karena itu, hendaknya kaum muslimin
bersatu, bekerja dengan giat, beramal, bertobat dan berlomba-lomba dalam
berbuat kebajikan dan tidak menjadi fitnah atau cemooh dari orang-orang yang
ingkar sebagai penghambat.. Allah akan menghimpun seluruh manusia untuk
dihitung dan diberi balasan atas segala mala perbuatannya. Allah maha kuasa
atas segala sesuatu dan tidak ada yang dapat melemahkannya untuk mengumpulkan
seluruh manusia pada hari pembalasan. Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan
berarti menaati dan patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangannya dengan semangat yang tinggi. Allah akan membalas orang yang
beriman, berbuat baik dan suka menolong dengan surga dan berada didalamnya
kekal selama-lamanya.
Surat Fatir Ayat 32 Artinya: “Kemudian Kitab itu
Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami,
lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara
mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu
berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat
besar.” (QS Fatir : 32)
Isi Kandungan Surat ini adalah surat ke 35 dalam
Al Qur’an yang berisikan 45 ayat. Tergolong surat makiyah maka isi ayat ini
lebih kepada menerangkan tentang tingkatan-tingkatan seorang muslim dalam
mengamalkan kitab (Al Qur’an). Di ayat ini disebutkan tiga golongan yang
menerima kitab. Mereka yang menzalimi diri sendiri, yaitu mereka yang tidak
menggunkan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Tandanya, mereka selalu berbuat
kesalahan dan kejahatan. Antara kebaikan dan kejahatan lebih banyak
kejahatannya. Mereka yang bersifat pertengahan (muqtasid). Orang yang semacam
ini kebaikan dan keburukannya kadang seimbang. Kadang mereka banyak berbuat
baik, tetapi banyak pula berbuat salah. Mereka yang beruntung, yaitu mereka
yang dengan izin Allah berbuat kebaikan. Hidupnya senantiasa dihiasi oleh amal
shaleh. Nilai amal shaeh sangat erat kaitannya dengan iman. Amal yang tidak
idasari dengan iman (bukan karena Allah) tidak dapat memberikan pahala kpada
kita walaupun sebesar langit dan bumi sehingga amalan yang ita lakukan tidak
akan mendapat nilai di sisi Allah. Al Qur’an dalam hal ini antara lin
menyatakan sebagai berikut. orang yang mati dalam kekafiran (tidak bertobat)
tidak akan diterima amalannya orang-orang yang musyrik akan dihapus amalannya
amal perbuatan orang kafir akan sia-sia orang kafir akan ditimpakan siksa di
dunia dan di akhirat orang kafir dan musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka
orang yang tidak beriman kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan di dunia
saja.
Soal Evaluasi
Berilah tanda silang (x) pada huruf A, B, C, D,
atau E di depan jawaban yang paling benar!
1. Yang dimaksud dengan sābiqun bil-khairāt
adalah ....
A. orang yang dermawan
B. orang yang baik hati
C. orang yang lebih banyak kebaikannya
D. orang yang sejahtera
E. orang banyak yang baik
2. Arti kata استبقوا ا
adalah ….
A. berlomba-lombalah
B. berduyun-duyunlah
C. bersenang senanglah
D. berjayalah
E. berlindunglah
3. Lafal
yang bergaris bawah pada bagian ayat tersebut terjemahnya …. ولكل وجهة هو موليها
A. panduan
B. kiblat
C. teladan
D. pedoman
E. pelajaran
4. Salah satu syarat suatu perbuatan dapat
diterima di sisi Allah menurut QS. an-Naḥl ayat 97 adalah ….
A. dilandasi keimanan
B. ikhlas
C. bila dikerjakan secara maksimal
D. tidak riya’
E. tidak ada unsur kesombongan
5. حياة
طيبة
menurut ‘Abdullāh bin Abbas adalah ….
A. hidup sejahtera dengan rezeki yang halal dan
baik
B. kesenangan hidup yang dilandasi rasa ikhlas
dan qonā‘ah
C. kesenangan yang hanya dinikmati ketika
didunia
D. kehidupan yang sejahtera dan bahagia dengan
tercukupi semua kebutuhannya
E. hidup bahagia dengan rezeki yang diperolehnya
dengan hasil yang usahanya sendiri.
6. Kata اجر artinya adalah…
A. اجور
B. اجير
C. اجورت
D. يجري
E. اجرأة
7. Lafadz
ولنجزينهم
adalah penegasan Allah yang berarti...
A. dan sungguh akan mendapatkan kehidupan bagi
mereka
B. dan sesungguhnya Kami beri kesenangan
untuk mereka
C. dan sungguh akan mendapatkan balasan dari apa
yang mereka kerjakan.
D. dan akan Kami beri blasan kepada mereka
E. dan balasan Allah subḥānahū wa taʻālā akan
diberikan kepadanya.
8. Ungkapan حياة طيبة menurut ‘Alı̄ bin Abı̄ Ṭalı̄b adalah...
A. kehidupan yang sejahtera di dunia dan di
akhirat
B. kesejahteraan hidup akan dapat diperolehnya
ketika hidup di dunia
C. kehidupan yang disertai qanā’ah
D. kesejahteraan hidup di dunia saja
E. semua kebutuhan hidupnya akan tercukupi.
9وكثرة الصدقة فى
السر والعلانبة Kata yang bergaris bawah artinya
A. dalam keadaan rahasia dan tersembunyi
B. dalam keadaan rahasia dan terang-terangan
C. dalam keadaan terang-terangan dan jelas
D. dalam keadaan rahasia dan terpercaya
E. dalam keadaan terang-terangan dan dilihat
orang
10. وتنصرو وتجبروا Orang yang bersedekah akan memperoleh banyak
hikmah. Di antaranya seperti disebut dengan istilah di atas. Kedua istilah
tersebut mengandung arti .....
A. dimudahkan rezeki dan diberi pertolongan
B. dimaakan kesalahanmu dan dihormati
C. diperbaiki keadaanmu dan dimudahkan rezekimu
D. dilapangkan usahamu dan diberi pertolongan
E. diberi pertologan
alhamdulillah, sangaad membantuu
BalasHapus