
INDAHNYA HIDUPKU DENGAN MENJAGA ETIKA DA TOLERANSI DALAM
PERGAULAN
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR PENCAPAIAN
|
1.4. Menghayati nilai-nilai toleransi intern umat
beragama dan antar umat beragama
|
1.4.1. Membiasakan diri menanamkan nilai-nilai
toleransi intern umat beragama dan antar umat beragama
|
2.4. Memiliki sikap toleransi dan menjunjung
tinggi etika pergaulan
|
2.4.1.Mengimplementasikan sikap toleransi dan
menjunjung tinggi etika pergaulan
|
3.4. Memahami ayat-ayat dan hadis tentang toleransi dan etika pergaulan pada Surah Al-
Kafiruun: 1–6; Surah
Yunus: 40–41;
Surah Al- Kahfi: 29; Surah
Al- Hujurat: 10–13 dan hadis
riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas
|
3.4.1. Menyebutkan ayat dan hadits tentang toleransi
3.4.2.Mengartikan
ayat dan hadits tentang toleransi
3.4.3.Menjelaskan
isi kandungan ayat dan hadits tentang toleransi
|
4.4.Mempresentasikan isi dan kandungan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis
tentang toleransi dan etika pergaulan pada Surah Al-Kafiruun: 1–6; Surah Yunus: 40–41; Surah Al-Kahfi: 29;
Surah Al-Hujurat: 10–13
dan hadis riwayat Ahmad
dari Ibnu
Abbas
|
4.4.1. Menerapkan isi dan kandungan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis
tentang toleransi dan etika pergaulan pada Surah Al-Kafiruun: 1–6; Surah Yunus: 40–41; Surah Al-Kahfi: 29;
Surah Al-Hujurat: 10–13
dan hadis riwayat Ahmad
dari Ibnu
Abbas
|
Pengertian
Toleransi dan Etika
Toleransi
adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang
berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau
tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah
toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat
mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya[2].Kata toleransi sebenarnya bukanlah bahasa “asli”
Indonesia, tetapi serapan dari bahasa Inggris “tolerance”, yang definisinya
juga tidak jauh berbeda dengan kata toleransi/toleran. Menurut Oxford Advanced
Learners Dictionary of Current English, toleransi adalah quality of tolerating
opinions, beliefs, customs, behaviors, etc, different from one’s own.
Adapun dalam bahasa Arab,
istilah yang lazim dipergunakan sebagai padanan dari kata toleransi adalah سماحة atau تسامح.
Kata ini pada dasarnya berarti al-jûd (kemuliaan). atau sa’at al-shadr (lapang
dada) dan tasâhul (ramah, suka memaafkan). Makna ini selanjutnya berkembang
menjadi sikap lapang dada/ terbuka (welcome) dalam menghadapi perbedaan yang
bersumber dari kepribadian yang mulia.
Etika adalah dalam bahasa
Yunani “Ethos”, berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika
biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal- hal tindakan yang buruk
Ayat-Ayat Al-Qur’an yang Membahas Tentang
Toleransi dan Etika pergaulan
Secara doktrinal, toleransi
sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi adalah “damai”,
“selamat” dan “menyerahkan diri”. Definisi Islam yang demikian sering
dirumuskan dengan istilah “Islam agama rahmatal lil’ālamîn” (agama yang
mengayomi seluruh alam). Ini berarti bahwa Islam bukan untuk menghapus semua
agama yang sudah ada. Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling
menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan
keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tak mungkin disamakan.
Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang seruan untuk bertoleransi dan beretika dalam pergaulan.
Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang seruan untuk bertoleransi dan beretika dalam pergaulan.
A. QS: al kafirun1-6
“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah.dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
Tuhan yang aku sembah. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
Surat ini adalah surat makkiyah, surat yang diturunkan pada periode
Makkah, meskipun ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa, surat ini turun pada
periode Madinah. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa, surat ini
adalah surat penolakan (baraa’) terhadap seluruh amal ibadah yang
dilakukan oleh orang-orang musyrik, dan yang memerintahkan agar kita ikhlas
dalam setiap amal ibadah kita kepada Allah, tanpa ada sedikitpun campuran, baik
dalam niat, tujuan maupun bentuk dan tata caranya. Karena setiap bentuk
percampuran disini adalah sebuah kesyirikan, yang tertolak secara tegas dalam
konsep aqidah dan tauhid Islam yang murni.
Surat al kafirun turun sekaligus sebagai jawaban atas ajakan kaum musyrikin Quarisy kepada nabi Muhammad SAW. Mereka itu, antara lain al-As bin Wail as-Sahim, al-Aswad bin Abdul Muthalib, Umayah bin Khalaf, dan Walid bin Mughirah. Mereka mengajak Nabi Muhammad SAW agar mau sedikit toleran dan berkompromi dengan bergantian dalam menyembah Tuhan. Kaum Musyrikin akan menyembah Tuhan yang di sembah Nabi Muhammad SAW. Dan waktu yang lain, Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya di minta untuk menyembah apa yang mereka sembah.
Surat al kafirun turun sekaligus sebagai jawaban atas ajakan kaum musyrikin Quarisy kepada nabi Muhammad SAW. Mereka itu, antara lain al-As bin Wail as-Sahim, al-Aswad bin Abdul Muthalib, Umayah bin Khalaf, dan Walid bin Mughirah. Mereka mengajak Nabi Muhammad SAW agar mau sedikit toleran dan berkompromi dengan bergantian dalam menyembah Tuhan. Kaum Musyrikin akan menyembah Tuhan yang di sembah Nabi Muhammad SAW. Dan waktu yang lain, Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya di minta untuk menyembah apa yang mereka sembah.
Secara umum, surat ini memiliki dua kandungan utama. Pertama, ikrar
kemurnian tauhid, khususnya tauhid uluhiyah (tauhid ibadah).
Kedua, ikrar penolakan terhadap semua bentuk dan praktek peribadatan kepada
selain Allah, yang dilakukan oleh orang-orang kafir.
Kemudian QS Al-Kafirun ini ditutup dengan pernyataan secara timbal balik, yaitu untukmu agamamu dan untuku agamaku. Dengan demikian, masing-masing pemeluk agama dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik sesuai dengan keyakinannya tanpa memaksakan pendapat kepada orang lain dan sekaligus tidak mengabaikan keyakinan masing-masing serta akan dipertanggung jawabkan masing-masing dihadapan Allah. Dengan turunnya ayat ini, Hilanglah harapan orang-orang musyrikin Quraisy yang berusaha membujuk Nabi Muhammad SAW agar bersikap toleran dengan jalan untuk kompromi dalam bidang Aqidah Islam.
Kemudian QS Al-Kafirun ini ditutup dengan pernyataan secara timbal balik, yaitu untukmu agamamu dan untuku agamaku. Dengan demikian, masing-masing pemeluk agama dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik sesuai dengan keyakinannya tanpa memaksakan pendapat kepada orang lain dan sekaligus tidak mengabaikan keyakinan masing-masing serta akan dipertanggung jawabkan masing-masing dihadapan Allah. Dengan turunnya ayat ini, Hilanglah harapan orang-orang musyrikin Quraisy yang berusaha membujuk Nabi Muhammad SAW agar bersikap toleran dengan jalan untuk kompromi dalam bidang Aqidah Islam.
Q:S Yunus:40-41
“di antara mereka ada
orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula)
orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang
orang-orang yang berbuat kerusakan.jika mereka mendustakan kamu, Maka
Katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri
terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu
kerjakan”.
Pada ayat ke 40 surat Yunus
Allah menjelaskan orang yang tidak beriman (kaun Kafir) yang mendustakan Al
Qur’an dibagi menjadi dua. Pertama golongan yang benar-benar mempercayai dengan
iktikad baik terhadap Al Qur’an, mereka termasuk orang yang menghormati
pendapat orang lain. Kedua golongan yang sama sekali tidak mempercayai dan
terus menerus di dalam kekafiran, mereka termasuk orang membuat kerusakan.
Pada ayat yang ke 41 surat
Yunus “Bagiku pekerjaanku bagi kamu pekerjaan kamu”, bahwa Islam sangat
menghargai perbedaan-perbedaan diantara manusia, karena masing-masing punya
hak. Dan tidak boleh memaksakan orang lain memeluk agama Islam, sekalipun Islam
agama yang benar. Yakni biarlah kita berpisah secara baik-baik dan
masing-masing akan dinilai Allah serta diberi balasan dan ganjaran yang sesuai.
Q:S al-Kahfi ayat 29
“dan Katakanlah: “Kebenaran
itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”. Sesungguhnya
Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi
minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah
minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”.
Ayat ini menegaskan bahwa
manusia semua termasuk kaum Musyrikin yang angkuh itu bahwa “ Kebenaran
(al-Qura’an) yang turun dan aku sampaikan ini datangnya dari Tuhan yang
memelihara alam semesta; maka barang siapa yang mau beriman tentang apa yang
kusampaikan ini maka hendaklah ia beriman. Hal demikian sebab keuntungan dan
manfaat dari ke imanan mereka akan kembali kepada dirinya sendiri. Dan barang
siapa ingin kafir, ingkar dan menolak ayat-ayat Allah,maka biarlah ia kafir –
walau sekaya apapun dan tingginya kedudukan seseorang baik dalam jabatan formal
maupun sosialnya.Allah SWT tidak akan merasa kerugian dan berkurangnya
kekuasanNya dengan kekefiran mereka. Malah sebaliknya, Mereka akan merasa
merugi dan celaka dengan keingkaran dan menolak ayat-ayat Allah tersebut. Malahan
Allah telah menyedikan neraka yang kobaran apinya mengepung segala arah,
Sehingga mereka tidak dapat menghindar.
Kata سرادق terambil dari kata Persia, Ahli tafsir mengartikan kata ini dengan Kemah dan ahli tafsir lain menterjemahkan dengan Penghalang.Yakni neraka menggambarkan bangunan yang mempunyai penghalang berupa kobaran api, sehingga manusia yang disiksa tidak akan bias keluar dari neraka, dan pihak lain pun tidak bias masuk untuk member pertolongan. Dengan demikian yang disiksa benar-benar diliputi oleh api itu.
Kata سرادق terambil dari kata Persia, Ahli tafsir mengartikan kata ini dengan Kemah dan ahli tafsir lain menterjemahkan dengan Penghalang.Yakni neraka menggambarkan bangunan yang mempunyai penghalang berupa kobaran api, sehingga manusia yang disiksa tidak akan bias keluar dari neraka, dan pihak lain pun tidak bias masuk untuk member pertolongan. Dengan demikian yang disiksa benar-benar diliputi oleh api itu.
Q:S al-Hujurat 10-13
“10.orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang
ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah imandan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang
yang zalim.12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.13. Hai manusia,
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal”.
Dalam ayat 10 Allah
menggunakan kata اخوة bukan
kata اخوان . Dari segi
kandungan makna ternyata terdapat perbedaan arti antara keduanya, meskipun
sama-sama merupakan bentuk jamak dari kata tunggal اخ. Kata اخوة
menunjukan arti saudara sekandung[12]. Sedangkan اخوان berarti teman sejawat. Disini
al-Qur’an menganggap persaudaraan dalam satu agama bagaikan persaudaraan dalam
satu nasab, dan islamlah sebagai orang tuanya.
Pada ayat 10 Allah menegaskan bahwa orang-orang mukmin adalah bersaudara. Meskipun berbeda bangsa, adat, warna kulit, bahasa, kedudukan, social-ekonomi, tetapi mereka itu satu ikatan persaudaraan islam. Oleh karennya sesame orang mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan yang kokoh sebagaimana diajarkan agamanya yaitu islam.
Pada ayat 10 Allah menegaskan bahwa orang-orang mukmin adalah bersaudara. Meskipun berbeda bangsa, adat, warna kulit, bahasa, kedudukan, social-ekonomi, tetapi mereka itu satu ikatan persaudaraan islam. Oleh karennya sesame orang mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan yang kokoh sebagaimana diajarkan agamanya yaitu islam.
Kandungan ayat 11 merupakan
konsekuensi logis dari makna yang terkandung pada ayat 10. Pada ayat 10 orang
mukmin itu bersaudara, maka konsekuensinya orang-orang mukmin tidak boleh
saling mengolok-olok. Sebab boleh jadi orang-orang mukmin yang diperolok-olok
itu lebih baik dari oarng yang mengolok-olok. Demikian juga orang mukminah.
Olok-olok disini dapat berupa ejekan atau perkataan, sindiran dan kelakar yang bersifat merendahkan diri atau menghinanya. Itu semua dapat menimbulkan pertengkaran atau perkelahian. Oleh karena itu Allah melarang orang-orang mukmin saling memperolok-olok yang lain agar terbina persaudaraan, kesatuan, persatuan dikalangan orang mukmin.
Olok-olok disini dapat berupa ejekan atau perkataan, sindiran dan kelakar yang bersifat merendahkan diri atau menghinanya. Itu semua dapat menimbulkan pertengkaran atau perkelahian. Oleh karena itu Allah melarang orang-orang mukmin saling memperolok-olok yang lain agar terbina persaudaraan, kesatuan, persatuan dikalangan orang mukmin.
Pada ayat 11 juga orang
mukmin dilarang mengolok-olok diri sendiri. Ahli tafsir menjelaskan
mengolok-olok diri sendiri maksudnya mengolok sesama mukmin karan antara sesama
muslim itu satu tubuh. Begitupun di ayat ini Allah melarang orang mukmin
memanggil orang mukmin lain dengan panggilan atau sebutan yang buruk. Yaitu
sebutan yang tidak disukai oleh orang yang dipanggil atau digelarinya. Seperti
memanggil orang beriman dengan panggilan “hai Fasik” atau “hai Kafir”. Dalam ayat
ini Allah memperingatkan kepada orang yang berbuat kesalahan harus segera
taubat.
Masih dalam kerangka
membina persaudaraan orang-orang mukmin. Dalam ayat 12 Allah melarang
orang-orang yang beriman cepat berperasangka. Sebab sebagian perasangka itu
adalah dosa, karena itu harus di jauhi. Dalam ayat ini juga Allah melarang
oarng mukmin mencari-cari kesalahan orang lain, menggunjing, menceritakan
keburukan orang lain (ghibah).Allah menggambarkan orang yang begitu bagaikan
seseorang yang makan daging mentah, yang sebenarnya dia sendiri tidak
menyukainya.
Al-Qur’an surat al-hujarat
ayat 13 menegaskan kepada semua manusia bahwa ia diciptakan Allah dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan. Menciptakan manusia secara pluralistic,
beraneka bangsa, suku, bahasa, budaya dan warna kulit. Keanekaragaman dan
kemajemukan manusia seperti itu adalah bukan untuk berpecah belah, saling
membanggakan kedudukan, yang satu lebih terhormat dari yang lainnya akan tetapi
supaya saling mengenal, bersilaturahmi, berkomunikasi, saling member dan
menerima. Suatu hal penting bahwa semua manusia itu sama di hadapan Allah, yang
membedakan derajat mereka adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT
Hadis yang Membahas Tentang Toleransi dan Etika pergaulan
Hadis Pertama
عَن اَبِي هُرَيرَة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
خَمْسٌ مِنْ حَقِ اْلمُسْلِم عَلى اْلمُسْلِمْ رَدُ التَحِيَةِ وَاِجَابَةُ
الدَعْوَةِ وَشُهُودُ الجَنَازَةِ وَعِيَادَةِ المَرِيضِ وَتَشْمِيَتُ الغَاظِسِ
اِدَا حَمِدَاللهُ.
Dari Abi Hurairah ra. berkata, Rasullah bersabda:ada lima kewajiban orang
islam terhadap orang islam lainnya, yaitu membalas salam, memenuhi undangan,
melayat jenazah, menengok orang sakit, dan berdoa bagi orang yang bersin yang
memuji Allah (membaca hamdallah).
(Ibnu majah)
مفردة
|
معنى
|
مفردة
|
معنى
|
رَدُ التَحِيَةِ
|
Menjawab salam
|
وَاِجَابَةُ الدَعْوَةِ
|
Dan memenuhi undangan
|
وَشُهُودُ الجَنَازَةِ
|
Dan melayat jenazah
|
وَعِيَادَةِ المَرِيضِ
|
Dan menengok orang sakit
|
وَتَشْمِيَتُ الغَاظِسِ
|
Dan mendoakan orang yang bersin
|
حَمِدَ
|
Membaca hamdalah
|
Dalam hadis di atas
Rasullah Saw memberi pelajaran kepada orang-orang islam tentang kewajiban dan
haknya dalam pergaulan sehari-hari. Hak dan kewajiban itu antara lain:
1.
Kewajiban membalas salam
Apabila ada orang islam yang memberi salam atau mengucapkan salam, yaitu
“assalamu’alaikum” maka orang islam lainnya berkewajiban membalas atau menjawab
salam itu. Memberi salam adalah sunah
2.
Kewajiban memenuhi Undangan
Orang islam apabila
diundang oleh orang islam lainnya, wajib memenuhi atau menghadirinya, terutama
adalah undangan pernikahan atau walimatul ursy.
3.
Kewajiban Melayat orang islam yang meninggal
Apabila ada orang islam
yang meninggal dunia, maka orang islam lainnya berkewajiban melayatnya. Hukumnya
adalah wajib kifayah.
4.
Kewajiban mendoakan orang islam yang bengkis/bersin
Apabila ada oarng islam
bengkis lalu ia mengucapkan “alhamdulilah” maka orang islam yang
mendengarkannya berkewajiban mendoakannya dengan mengucapkan doa”
Yarhakumullah”.
Perintah yang di pesankan
dalam hadis tersebut tampak sangat manusiawi dan sesuai dengan hukum sosial.
Sebagaimana diakui dalam sosialogi bahwa pada kehidupan masyarakat apapun dan
dimana pun beradanya sangat memerlukan adanya perilaku yang seimbang diantara
anggotanya. Oleh karena itu apa yang di anjurkan hadis tersebut merupakan tata
aturan/hukum sosial kemasyarakatan yang sangat indah dan manusiawi. Lebih dari
itu etika sosial tadi hukumnya bukan hanya mengandung nilai-nilai budaya luhur,
tetapi juga mengandung nilai peribadatan, karena dalam praktiknya banyak
mengandung doa guna membesarkan hati, menggembirakan, menentramkan, menghibur
orang yang bersangkutan.
Hadis Kedua
مَثَلُ اْلمُؤْمِنِيْنَ فِي تَوَادِهِمْ وَتَرَاحِمِهِمْ
وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ اْلجَسَدِ اِدَااسْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ
سَائِرِ اْلجَسَدِ بِالسَهَرِ وَاْلحُمَى رواه البخارى والمسلم .
“Perumpamaan sesama orang-orang
mukmin dalam mencinta, menyayangi, dan merasakan lemah lembut seperti satu
tubuh manusia, Jika diantara satu anggotanya merasa sakit maka seluruh tubuh
akan merasakan gelisah dan sakit panas.(HR.Bukhori dan Muslim)
معنى
|
مفردة
|
معنى
|
مفردة
|
Saling
mencintai
|
تَوَادِهِمْ
|
Perumpamaan
|
مَثَلُ
|
Tubuh
|
اْلجَسَدِ
|
Saling
berlaku lemah lembut
|
وَتَعَاطُفِهِمْ
|
Anggota
|
عُضْوٌ
|
Mengadu
|
اسْتَكَى
|
Semua
|
سَائِرِ
|
Mereka
|
هِمْ
|
Gelisah
|
السَهَر
|
Sakit panas
|
وَاْلحُمَى
|
Saling
menyayangi
|
تَرَاحِمِهِمْ
|
Merasakan
|
تَدَاعَى
|
Hadis ini menerangkan
tentang etika atau tata pergaulan sosial kemasyarakatan sesama muslim. Dalam
hadis ini Rasullalah memberi pelajaran bagaimana hubungan sosial orang-orang
islam dengan orang islam lainnya. Cinta kasih sayang dan kemesraan hubungan
orang0orang muslim dengan muslim lainnya itu digambarkan oleh Rasulallah SAW
ibarat satu tubuh. Dalam hadis ini juga menjelaskan tentang pentingnya
solideritas dalam kehidupan antara umat islam.
Kita tahu dan sadar bahwa manusia tidak bisa hidup kecuali dalam kebersamaan. Kebersamaan baru dapat diwujudkan manakala solideritas tercermin dalam kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu anjuran hadist tersebut kepada umat islam untuk mewujudkan solideritas dalam kehidupan antra mereka merupakan ajakan yang positif dan itulah etika pergaulan sesama umat islam.
Kita tahu dan sadar bahwa manusia tidak bisa hidup kecuali dalam kebersamaan. Kebersamaan baru dapat diwujudkan manakala solideritas tercermin dalam kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu anjuran hadist tersebut kepada umat islam untuk mewujudkan solideritas dalam kehidupan antra mereka merupakan ajakan yang positif dan itulah etika pergaulan sesama umat islam.
Perilaku bertoleransi dan beretika dalam
pergaulan dalam
Kehidupan Sehari-Hari
QS:al kafirun1-6
- Hendaknya setiap mukmin memiliki kepribadian yang teguh
dan kuat
- Masing- masing pemeluk agama dapat melaksanakan apa
yang di anggapnya benar dan baik sesuai dengan keyakinannya
- Setiap pemeluk agama akan di mintakan pertanggungan
jawabnya di hadapan Allah SWT.
Q:S Yunus:40-41
1. Setiap orang mukmin harus
taat pada Allah dan rasul-Nya
2. Hendaknya orang mukmin tahu
bahwa Allah adalah pemelihara dan pembimbing kita semua.
3. Orang yang tidak beriman
menolak mempercayai nabi Muhammad sebagai rasul Allah dan apa yang dibawanya.
Mereka berhak berpisah secara baik-baik dan masing-masing akan dinilai oleh
Allah SWT serta di beri balasan dan ganjaran yang sesuai.
Q:S al-Kahfi ayat 29
1. Nilai kebenaran (haqullah)
adalah sesuatu yang pasti dan menjadi harga mati, sebab sumbernya dari Allah
SWT yang tidak boleh diubah atau di abaikan.
2. Keuntungan dan kemanfaatan
dari keimanan kita kepada Allah akan kembali kepada diri kita sendiri.
3. Mereka yang mengingkari dan
menolak ayat-ayat Allah akan merugi dan celaka.
Q:S al-Hujurat 10-13
1.
Sesama orang mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan yang
kokoh, meskipun berbeda bahas, suku bangsa, adat kebiasaan, tingkat
ekonomi-sosial tetapi mereka satu ikatan persaudaraan.
2.
Sesama orang mukmin tidak boleh mengolok-olok, mengejek,
menghina satu sama lainnya.
3.
Sesama orang mukmin tidak boleh memanggil orang mukmin
lain dengan panggilan atau sebutan yang buruk.
4.
Orang mukmin dilarang berburuk sangka.
5.
Orang mukmin harus mengikuti perintah untuk sadar dan
mengakui bahwa disisi Allah SWT semua manusia sama kedudukannya, yang
membedakan derajat mereka adalah ketaqwaannya.
Hadis Pertama
1. Etika pergaulan masyarakat
sesama orng islam dilandasi dengan ajaran islam. Tercakup di dalam nilai budaya
perlunya berperilaku yang seimbang demi mewujudkan masyarakat yang indah dan
menyenangkan.
2. Sesama orang islam
berkewajiban memenuhi hak dan kewajiban mereka masing-masing.
3. Dalam kehidupan sehari-hari
orang islam perlu doa untuk mendoakan sesama demi kesejahteraan mereka sendiri.
Hadis kedua
1.
Kehidupan sosial orang-orang mukmin ibarat satu tubuh.
2.
Orang-orang mukmin harus mempunyai solideritas, ta’awun
dan kepedulian sosial terhadap orang-orang mukmin.
Soal Evaluasi
Berilah
tanda silang (x) pada huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang paling benar!
1.
QS, al-Kāirūn ayat 1-6 melarang dengan
tegas bertoleransi antar umat beragama dalam hal ….
A. Musyarawah
B. Akidah dan ibadah
C. Kebudayaan
D. Muamalah
E. Sosial
2.
Terjemahan ayat di bawah ini yang paling tepat adalah ….
ولا
انتم عابدون ما اعبد
A. dan aku akan menjadi menyembah apa yang kamu sembah
B. dan kamu penyembah Tuhan yang aku sembah
C. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
D. dan kamu tidak pula menjadi penyembah apa yang aku sembah
E. apa yang kamu sembah tidak pernah aku jadikan sesembahan
3.
Kelanjutan ayat di bawah ini adalah .....
ومنهم من يؤمن به ومنهم من لا يؤمن به وربك اعلم
A. بالمفسدين
B. بالمتقين
C. بالصالحين
D. بالمجرمين
E. بالخاسرين
4.
Lafal yang bergaris bawah pada ayat di bawah ini berarti jika mereka ….
وان كذبك فقل
لي عملي ولكم عملكم انتم بريؤن مما اعمل وانا بريء مما تعملون
A. menghina kamu
B. menghalangi kamu
C. memaksa kamu
D. mendustakan kamu
E. mencela kamu
5.
Lafal yang bergaris bawah pada ayat di bawah ini berarti jika mereka …..
وان كذبك فقل
لي عملي ولكم عملكم انتم بريؤن مما اعمل وانا بريء مما تعملون
A. tidak bertanggung jawab (lepas)
B. bisa menjawab
C. penyelamat
D. penolong
E. pengaruh
6.
Hubungan sesama orang mukmin saru dengan mukmin lain yang digambarkan dalam
hadis seperti satu bangunan karena ….
A. masing-masing saling memberi
B. masing-masing saling mendorong
C. masing-masing saling memperkukuh
D. masing-masing saling mengawasi
E. masing-masing saling mengisi
7.
Di antara kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya sebagimana yang
dijelaskan dalam hadis yang terdapat pada materi pokok di atas adalah…..
A. memberikan pinjaman
B. menghadiri pesta ulang tahun
C. memberi nasihat
D. membalas salam
E. memberi salam
8.
Orang yang paling terhormat di sisi Allah subḥānahū wa taʻālā sebagaimana yang termaktub pada
al-Qur’an (QS, al-Ḥujurāt ayat 13 ) adalah …..
A. paling kaya hartanya
B. paling berkuasa
C. paling bertakwa
D. paling berilmu
E. paling bermakna
9.
Kata ولا تجسسوا artinya ….
A. jangan mencela
B. jangan memanggil
C. jangan mencari-cari kesalahan
D. jangan menceritakan aib
E. jangan memperolok-olok
10. Kata اخوةadalah
jamak dari
A. اخت
B. اخاء
C. اخوات
D. اخوان
E. اخ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar